Film Aftermath(2024)

ftermath punya premis yang sederhana banget. Seorang veteran perang Amerika Serikat Eric Daniels harus berusaha melawan sekelompok ex-tentara perang yang menjadi residivis dan menyandera banyak orang di Tobin Memorial Bridge Boston. Film ini dibuka dengan memperlihatkan hubungan antara Eric dan adik perempuan yang ia cintai, Madelaine. Adiknya terlihat seperti anak muda labil yang membutuhkan pengakuan dan Eric adalah kakak yang sedikit posesif. Mereka kerap berdebat, tetapi hubungan mereka akur.

Di sisi lain, ada pula cerita tentang Doc, seorang ex-tentara perempuan yang kini menjadi narapidana. Ia akan dibawa untuk bersaksi melawan kelompok tentara residivis yang menjadi teroris itu. Nah, penyanderaan mobil-mobil dan penumpangnya, termasuk mobil Eric, bertujuan buat menghalangi Doc bersaksi dan meminta suatu tebusan pada pemerintah.

Tokoh-tokoh di Aftermath enggak dibuat rumit. Ya, Eric memang punya PTSD sepulangnya dari Timur Tengah, dan kelompok teroris ini kecewa sama pemerintah. Namun, dalam eksekusinya, Eric punya sifat yang pure baik dengan skills bela diri yang enggak terhalang PTSD. Sementara itu, kelompok teroris ini memang ternyata heartless aja. Mereka enggak segan membunuh orang enggak bersalah bahkan berniat mengebom jembatan publik. 

Karena penokohannya sederhana, tujuan kamu dalam menonton film ini pun menjadi lebih jelas, yakni untuk mendukung Eric dan Doc (yang pasti akan menang) dan berharap bahwa kelompok teroris jahat ini mati satu per satu. Kemudian, kamu akan keluar bioskop dengan rasa puas karena sekali lagi, keadilan berhasil ditegakkan.

Selain Eric, Madeleine, Doc, dan kelompok teroris, sebetulnya ada tokoh-tokoh lain di film ini, seperti para sandera dan tentu saja polisi. Namun, para sandera ini enggak mengambil spotlight Eric, begitu juga para polisi. Jadi, mereka hanya menjadi ornamen yang bikin cerita semakin berwarna saja, sehingga kamu enggak perlu bingung menghafalkan apa peran mereka dalam konflik ini, seperti apa ujung dari nasib mereka, dan sebagainya.

Alurnya yang maju ini juga mudah buat dipahami. Eric dan adiknya bersantai, melewati jembatan seperti biasa, tetapi ternyata mereka harus bertemu kelompok teroris karena mobil tahanan Doc juga berada di sana. Dan kemudian, Eric harus melindungi adiknya, mengeluarkan semua kemampuannya, serta bertarung dengan para teroris sampai titik darah penghabisan.

Ada beberapa momen di mana film ini juga menambahkan bumbu yang bikin kita sedikit berpikir, seperti saat Eric flashback ketika ia berada dalam dilema perang terkait masyarakat sipil atau saat para teroris membacakan manifesto yang cenderung menyalahkan pemerintah. Cuma, hal-hal seperti ini enggak mengganggu alur cerita yang mudah, sehingga film pun bisa keep it simple sampai akhir.

Film Aftermath juga mencoba untuk main aman dengan sinematografi dan scoring khas film aksi. Shot demi shot close up jamak dipakai terutama pada saat film berusaha untuk memperlihatkan emosi tokoh atau pada saat momen tembak-tembakan, peledakan, dan fighting berlangsung. Hal ini membuat penonton menjadi lebih mudah untuk mencerna apa yang terjadi sekaligus membuat ketegangan lebih terasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *